Sebuah graviti berlatar biru muda menghiasi dinding luar tempat penampungan sampah sementara, di depan SMA Negeri 9 Yogyakarta. Tak jelas apa bunyi tulisan bertinta ungu itu. Namun, berkat goresan graviti itu, halaman depan sekolah tak tampak kumuh.
"Itu anak-anak Ganza yang bikin. Waktu kami kelas I, kami hanya ikut bantu-bantu saja," ujar Pandu, siswa kelas III SMAN 9, saat ditemui di sekolahnya, di Jalan Sagan I Yogyakarta, Sabtu (22/1/2011).
Ganza adalah nama geng di SMA 9 Yogyakarta yang dikenal gemar tawuran. Namun anggota Ganza juga melakukan kreasi bersama. Graviti adalah satu model kreatifitas yang dilakukan oleh anggota geng Ganza.
"Bau 'harum' dari tempat penampungan sampah terkadang tetap tercium. Tapi dengan memperindah dindingnya, agar suasana kotor jadi hilang," katanya.
Menurut Izul (18), anggota Ganza yang lain, kegiatan anak-anak Ganza tak jauh dari kesenangan remaja-remaja lain yang seusianya. Misalnya naik gunung, keluyuran pelbagai tempat, atau sekadar main games bareng di sejumlah tempat persewaan Play Station (PS). "Tawuran itu buat ramai-ramai aja," kata Izul yang mengaku sudah 'bertobat' dan tidak lagi mau diajak tawuran ini.
Izul menceritakan bahwa tidak ada ritual khusus seperti perpeloncoan terhadap anggota baru Ganza. Dengan demikian, katanya, tidak ada hierarki keanggotaan dan senioritas di antara mereka.
"Kami sama. Mungkin kelemahannya adalah ketika kami menginjak kelas III, kami jadi tidak begitu dekat dengan anak-anak Ganza yang kelas II atau kelas I," kata Izul.
Kekompakan anggota mereka bangun sekadar dengan nongkrong atau bermain bersama. "Kami biasa nongkrong di sekitar sekolah saja," ujar Izul sembari menggoda gadis-gadis dari SMA lain yang melintas di hadapannya.
http://jogja.tribunnews.com/2011/01/22/geng-ganza-juga-suka-kegiatan-kreatif