Rabu, 29 Mei 2013

Pelajar Terlibat Tawuran di depan SMA Muhammadiyah 3 Yogya

Tawuran antar kelompok pelajar kembali pecah di Jl Kapten Tendean, depan SMA Muhamadiyah 3 Yogyakarta, Selasa (19/2/2013) sekitar pukul 16.00.

Dua kelompok, diduga antara pelajar SMA 10 Yogyakarta dan SMA Muhamadiyah 3 Yogyakarta, saling melempar batu serta baku hantam dengan tangan menggenggam batu. Insiden di jalan raya tersebut sontak mengakibatkan arus lalu lintas sempat tersendat sekitar 10 menit. Beberapa toko dan konter di tepi jalan itu langsung tutup agar tidak terkena lemparan batu.

Tidak ada korban jiwa dalam tawuran tersebut. Namun, beberapa siswa mengalami luka akibat lemparan batu serta pot tanaman. Tidak hanya itu, tiga sepeda motor, diduga milik siswa SMA 10 Yogyakarta, rusak parah dan langsung dibawa kabur pemiliknya.

Hiruk pikuk tawuran pelajar itu langsung termonitor petugas Polsek Wirobrajan yang berkantor tak jauh dari lokasi. Namun, upaya warga dan petugas untuk menghalau tawuran itu sempat mengalami kesulitan. Para pelajar nekat tetap baku hantam dan saling lempar batu meski mengetahui petugas datang dengan mobil patroli.

Saking sulitnya tawuran itu dilerai, petugas terpaksa menembakkan senjata api ke udara tiga kali. "Saya dengar sekitar tiga kali tembakan. Tapi saya takut kaca konter pecah kena lemparan jadi saya langsung tutup saja," ujar penjaga konter, di depan SMA Muh 3 Yogyakarta, Adit, usai kejadian, Selasa sore.

Menurutnya, semula pukul 16.00, datang rombongan pelajar yang diduga SMA 10 Yogyakarta, dengan sekitar 12 sepeda motor. Di depan SMA Muhamadiyah 3, rombongan itu bertemu pelajar Muga tersebut. Dua kubu terlibat pembicaraan saling bersitegang.

Di Mapolsekta Wirobrajan, dua pelajar mengaku dari SMA 10 Yogyakarta adalah HM (18) dan AN (18). Keduanya mengalami luka lecet pada lengan akibat lemparan batu. "Kami urutan terakhir. Hanya ikut-ikut malah ikut kena dan ditangkap. Belum ikut melempar tapi dipukuli," kata seorang di antaranya, ditemui di Mapolsek.

Hingga petang ini kedua pelajar masih menjalani pemeriksaan. Petugas belum menemukan adanya senjata tajam dalam tawuran itu. Petugas juga berusaha menghubungi guru dan orangtua pelajar tersebut.(*)


(SMT vs GXR)
http://jogja.tribunnews.com/2013/02/19/pelajar-terlibat-tawuran-di-depan-sma-muhammadiyah-3-yogya/
http://jogja.okezone.com/read/2013/02/20/510/764409/3-x-terdengar-tembakan-peringatan-tawuran-pelajar-di-yogya-bubar 
http://www.starjogja.com/2013/02/tawuran-pelajar-sma-10-sma-muhammadiyah-3-jogja-berkelahi/
Read More..

Selasa, 28 Mei 2013

Kericuhan Warnai Konvoi Kelulusan SMA di Bantul (kabarnya sih salah paham sama STEMSA)

Konvoi untuk merayakan kelulusan oleh para siswa berujung ricuh terjadi di depan SMAN 3 Bantul, Jumat (24/5/2013) siang. Akibatnya, sekolah tersebut menjadi sasaran pelemparan oleh beberapa oknum siswa peserta konvoi.

Kepala Sekolah SMAN 3 Bantul, Endah Harjanto menuturkan pada Tribunjogja.com, kejadian sekitar pukul 12.15 WIB. Saat itu dirinya beserta petugas Polres Bantul baru saja selesai menunaikan Salat Jumat, bersamaan itu, konvoi yang diikuti ratusan siswa dengan mengendarai sepeda motor melintas di depan SMAN 3 Bantul.

"Awalnya damai, namun rombongan konvoi barisan belakang tiba-tiba mendapat serangan lemparan batu oleh orang tak dikenal. Mereka pun tersulut emosi lantaran ada peserta konvoi yang terluka akibat lemparan tersebut, asalnya dari sebelah sekolah, karena marah mereka lalu melempari sekolah kami," ujarnya ditemui seusai kejadian, Jumat (24/5/2013).

Harjanto melanjutkan, agar tak terjadi hal-hal yang lebih mengkhawatirkan, petugas sempat memberikan tembakan peringatan sebanyak dua kali. Setelah itu peserta konvoi melanjutkan perjalanan ke arah barat.

"Kalau tak diberi tembakan peringatan mereka tak mau bergerak, untungnya mereka melanjutkan konvoi," ungkapnya.

Harjanto membenarkan, ada dua siswanya yang diamankan petugas berinisial Ad kelas 11 dan Ws kelas 12.  Menurutnya kedua siswanya tersebut diduga terlibat kericuhan.
"Mungkin sengaja diamankan supaya meredakan situasi yang sempat memanas," katanya.

Kapolres Bantul AKBP Dewi Hartati yang berkunjung ke SMAN 3 Bantul setelah menerima laporan anggotanya mengatakan, kejadian ini sudah ia prediksi sejak awal, sehingga ia memerintahkan pengamanan ekstra di semua sekolah.

"Saya udah ada feeling dari awal, ternyata kejadian. Konvoi memang tidak dilarang, tapi jangan melanggar aturan," tandasnya.

Dewi menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengamanan mulai tanga 24-26 Mei mendatang, hal ini dilakukan demi menjaga keamanan saat para siswa ini merayakan kelulusan."Saya terjunkan 1.400 personel khusus mengamankan kelulusan, jadi kita sudah antisipasi secara maksimal," ungkapnya.(*)


http://jogja.tribunnews.com/2013/05/24/kericuhan-warnai-konvoi-kelulusan-sma-di-bantul/
Read More..

Sabtu, 23 Februari 2013

Cah Sang Timur dikliteh

Patrisius Valerian (18) pelajar SMA Sang Timur Kota Yogyakarta mengalami luka parah akibat dianiaya sekelompok orang tak dikenal. Korban terluka parah akibat bacokan senjata tajam dan mengalami patah kaki.

Korban yang biasa disapa Patrik dianiaya hari Minggu (10/2/2013) dini hari di dekat Stadion Mandala Krida Yogyakarta. Korban saat ini masih terbaring di RS Bethesda Yogyakarta untuk menjalani operasi.

Akibat penganiayaan, korban mengalami patah kaki kanan dan 13 luka akibat bacokan senjata tajam. Selain itu, motor milik rekan korban yang digunakan saat berboncengan dibakar habis oleh sekelompok pemuda tak dikenal tersebut.

Patrik dianiaya saat bersama 8 orang rekannya melewati Jalan Kapas selatan Stadion Mandala Krida. Di tempat itu, dia bersama teman-temannya dicegat sekelompok orang tak dikenal.

Tiga rekannya yang berboncengan bisa melarikan diri. Sementara itu Patrik dan Topan langsung tidak bisa melarikan diri karena sudah dihadang.

Patrik dikeroyok dan dipukuli. Kaki kanannya dibacok menggunakan pedang hingga patah dan sekujur tubuhnya terdapat 13 luka. Motor Yamaha Mio milik Topan yang dikendarai Patrik juga dibakar habis hingga tinggal kerangka saja.

Warga sekitar kemudian memberikan pertolongan dengan mengontak Pemadam Kebakaran Kota Yogyakarta. PBK kemudian membawa Patrik ke RS Bethesda Yogyakarta.

Kasus penganiayaan itu baru dilaporkan oleh orangtuanya Aloysius Sony BL De Rosary baruy dlaporkan ke Polsek Umbulharjo pada hari Sabtu (16/2/2013).

Awalnya Sony mengaku setelah penganiayaan yang menimpa anaknya itu, pihaknya tidak ingin melaporkan ke polisi. "Sebenarnya saya tidak ingin memperpanjang masalah. Biar kasus ini menjadi permenungan bagi keluarga saya. Saya juga tidak mengharapkan apapun dari pelaku," kata Sony.

Namun tujuh hari setelah itu atau pada hari Sabtu (16/2/2013) dirinya kemudian membuat laporkan ke Mapolsek Umbulharjo. Sonny mengaku pada awalnya juga tidak ingin menceritakannya.

Namun kemudian dia berpikir ada baiknya jika kasus ini menjadi koreksi bagi seluruh stakeholder pendidikan di Yogyakarta. Dirinya juga akan memaafkan siapapun pelakunya, dan tidak menuntut apa-apa dari para pelaku yang diperkirakan berjumlah sekitar 10 orang.

"Saya berharap cukup anak saya yang menjadi korban terakhir, jangan sampai ada korban lain. Ini juga menjadi pelajaran semua orangtua agar mengawasi anaknya untuk tidak keluar dimalam hari," ujar Sony.


http://news.detik.com/read/2013/02/19/002922/2173443/10/pelajar-sma-di-yogya-dianiaya-sekelompok-orang
Read More..

SMT vs GXR

Aksi tawuran pecah di depan SMA Muhammadiyah 3 Kota Yogyakarta tepatnya di Jl. Kapten Tendean Kota Yogyakarta Selasa (19/2) sekitar pukul 16.00 WIB sore tadi. Tidak ada korban jiwa dalam tawuran pelajar itu. Namun, sebanyak dua siswa diamankan usai polisi melepaskan tiga kali tembakan peringatan.

Dari hasil pengejaran terhadap puluhan siswa yang melakukan aksi tawuran, polisi hanya berhasil mengamankan dua orang pelajar. Kedua pelajar itu adalah HM (18) dan AN (18) yang mengaku dari SMA 10 Kota Yogyakarta. Saat diamankan, keduanya mengalami luka lecet pada lengan akibat lemparan batu.

"Kita tawurannya pas terakhir-terakhir. Kita hanya ikut-ikutan teman-teman lainnya malah ikut kena lemparan dan ditangkap. Belum melempar malah kelempar dan ikut tertangkap pak polisi," ungkap AN salah satu pelajar saat ditemui wartawan di Mapolsek Wirobrajan, Kota Yogyakarta.

Dari hasil informasi yang dihimpun merdeka.com di tempat kejadian tawuran, tawuran berawal sekitar pukul 16.00 WIB, datang rombongan pelajar yang diduga dari SMA 10 Kota Yogyakarta.

Mereka datang dengan mengendarai sekitar 12 unit sepeda motor tanpa menggunakan helm dan berhenti di depan pintu gerbang SMA Muhammadiyah 3 di Jalan Kapten Tendean, Kota Yogyakarta.

"Awalnya hanya terjadi pembicaraan. Tetapi lama kelamaan mereka saling bantah membantah dan saling ejek mengejek. Hingga akhirnya pecahlah tawuran dan aksi saling lempar antar dua masa SMA itu," ungkap Aditya (23) salah satu saksi mata kejadian yang merupakan penjaga konter HP di depan SMA Muhammadiyah 3 Kota Yogyakarta kepada merdeka.com Selasa(19/2) sore.

Saling melempar batu dan baku hantam dengan tangan menggenggam batu tak terhindarkan. Tawuran sempat mengakibatkan arus lalu lintas jalan raya Kapten Tendean tersendat. Selain itu sebanyak tiga unit sepeda motor milik siswa SMA 10 Kota Yogyakarta mengalami kerusakan cukup parah.

Tawuran dan aksi saling lempar itu, membuat beberapa toko dan konter langsung tutup.

Upaya warga dan Polsek Wirobrajan untuk menghalau dan membubarkan tawuran itu sempat mengalami kesulitan. Pasalnya, para pelajar nekat tetap baku hantam dan saling lempar batu meski mengetahui petugas datang dengan mobil patroli.

Saking sulitnya tawuran itu dilerai, petugas terpaksa langsung menembakkan senjata api berupa pistol ke udara sebanyak tiga kali.

"Saya dengar sekitar ada suara tiga kali tembakan ke atas. Tapi saya takut kaca konter pecah kena lemparan jadi saya langsung tutup saja. Daripada nanti barang-barang saya seperti kaca etalase dan handphone rusak," tegasnya.

Hingga malam ini, kedua pelajar SMA Negeri 10 Kota Yogyakarta ini masih menjalani pemeriksaan. Selain itu, petugas aparat kepolisian dalam membubarkan dan berupaya mengamankan siswa tidak menemukan adanya senjata tajam. Polisi sampai juga berupaya memanggil pihak sekolah dan kedua orangtua siswa. Baik dari SMA Negeri 10 maupun SMA Muhammadiyah 3 Kota Yogyakarta.


(SMT vs GXR)
http://www.merdeka.com/peristiwa/bubarkan-tawuran-pelajar-yogya-polisi-tembakkan-pistol.html






JOGJA-Polisi dari Polsek Wirobrajan Jogja mengamankan dua pelajar yang mengaku dari SMA 10 Jogja. Mereka terlibat tawuran di depan SMA Muhammadiyah 3 Jogja.

Personel Polsek Wirobrajan yang datang ke tempat kejadian perkara tak mampu menghentikan tawuran, Selasa (19/2/2013). Kedua kelompok pelajar yang saling berseteru tetap saja saling baku hantam.

Merasa tindakannya tak digubris, aparat Polsek Wirobrajan lantas mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak tiga kali ke udara.

”Kurang lebih tiga kali. Karena saya takut, kios saya lantas segera saya tutup,” ujar Setiawan, salah seorang warga.

Tawuran antara siswa SMA 10 Jogja dan SMA Muhammadiyah 3 Jogja itu terjadi pukul 16.00 WIB. Dua kelompok terlihat saling baku hantam dengan tangan menggenggam batu.

”Awalnya, sekitar 12 motor datang. Lalu di depan SMA Muhammadiyah 3 mereka bertemu pelajar sekolah itu [SMA Muhammadiyah 3]. saya melihat mereka saling bersitegang. Tak lama kemudian mereka akhirnya saling lempar batu,” kisah Setiawan.

Meski tak ada korban jiwa dalam insiden itu, namun beberapa pelajar terlihat mengalami luka akibat lemparan batu dan pecahan pot tanaman. Selain itu, tiga unit sepeda motor yang diduga milik pelajar SMA 10 rusak parah.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, kedua pelajar yang diamankan di Polsek Wirobrajan tersebut masing-masing berinisal HM (18) dan AN (18). Hingga Selasa (19/2) malam, keduanya masih menjalani pemeriksaan di Polsek Wirobrajan tersebut.



(GXR vs SMT)
http://www.harianjogja.com/baca/2013/02/19/tawuran-pelajar-sma-10-sma-muhammadiyah-3-jogja-berkelahi-380910







Aksi tawuran pecah di depan SMA Muhammadiyah 3 Kota Yogyakarta tepatnya di Jl. Kapten Tendean Kota Yogyakarta Selasa (19/2) sekitar pukul 16.00 WIB sore tadi. Tidak ada korban jiwa dalam tawuran pelajar itu. Namun, sebanyak dua siswa diamankan usai polisi melepaskan tiga kali tembakan peringatan.

Dari hasil pengejaran terhadap puluhan siswa yang melakukan aksi tawuran, polisi hanya berhasil mengamankan dua orang pelajar. Kedua pelajar itu adalah HM (18) dan AN (18) yang mengaku dari SMA 10 Kota Yogyakarta. Saat diamankan, keduanya mengalami luka lecet pada lengan akibat lemparan batu.

"Kita tawurannya pas terakhir-terakhir. Kita hanya ikut-ikutan teman-teman lainnya malah ikut kena lemparan dan ditangkap. Belum melempar malah kelempar dan ikut tertangkap pak polisi," ungkap AN salah satu pelajar saat ditemui wartawan di Mapolsek Wirobrajan, Kota Yogyakarta.

Dari hasil informasi yang dihimpun merdeka.com di tempat kejadian tawuran, tawuran berawal sekitar pukul 16.00 WIB, datang rombongan pelajar yang diduga dari SMA 10 Kota Yogyakarta.

Mereka datang dengan mengendarai sekitar 12 unit sepeda motor tanpa menggunakan helm dan berhenti di depan pintu gerbang SMA Muhammadiyah 3 di Jalan Kapten Tendean, Kota Yogyakarta.

"Awalnya hanya terjadi pembicaraan. Tetapi lama kelamaan mereka saling bantah membantah dan saling ejek mengejek. Hingga akhirnya pecahlah tawuran dan aksi saling lempar antar dua masa SMA itu," ungkap Aditya (23) salah satu saksi mata kejadian yang merupakan penjaga konter HP di depan SMA Muhammadiyah 3 Kota Yogyakarta kepada merdeka.com Selasa(19/2) sore.

Saling melempar batu dan baku hantam dengan tangan menggenggam batu tak terhindarkan. Tawuran sempat mengakibatkan arus lalu lintas jalan raya Kapten Tendean tersendat. Selain itu sebanyak tiga unit sepeda motor milik siswa SMA 10 Kota Yogyakarta mengalami kerusakan cukup parah.

Tawuran dan aksi saling lempar itu, membuat beberapa toko dan konter langsung tutup.

Upaya warga dan Polsek Wirobrajan untuk menghalau dan membubarkan tawuran itu sempat mengalami kesulitan. Pasalnya, para pelajar nekat tetap baku hantam dan saling lempar batu meski mengetahui petugas datang dengan mobil patroli.

Saking sulitnya tawuran itu dilerai, petugas terpaksa langsung menembakkan senjata api berupa pistol ke udara sebanyak tiga kali.

"Saya dengar sekitar ada suara tiga kali tembakan ke atas. Tapi saya takut kaca konter pecah kena lemparan jadi saya langsung tutup saja. Daripada nanti barang-barang saya seperti kaca etalase dan handphone rusak," tegasnya.

Hingga malam ini, kedua pelajar SMA Negeri 10 Kota Yogyakarta ini masih menjalani pemeriksaan. Selain itu, petugas aparat kepolisian dalam membubarkan dan berupaya mengamankan siswa tidak menemukan adanya senjata tajam. Polisi sampai juga berupaya memanggil pihak sekolah dan kedua orangtua siswa. Baik dari SMA Negeri 10 maupun SMA Muhammadiyah 3 Kota Yogyakarta.



(GXR vs SMT)
http://www.kotajogja.com/berita/index/Bubarkan-tawuran-pelajar-Yogya,-polisi-tembakkan-pistol
Read More..

Kamis, 17 Januari 2013

SMA 17'1 Pindah Lokasi

SMA 17'1 yang dulunya jagoan itu sekarang pindah ke Jl. Purwanggan No.35 Yogyakarta atau bekas bangunan STIE Kerjasama. Berikut adalah foto-foto lokasinya :



Read More..

Senin, 10 Desember 2012

BBC vs DBZ


Sebanyak tujuh pelajar pelaku tawuran diamankan polisi di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sleman pada Jumat (11/5).

Mereka adalah pelajar yang terlibat dalam aksi tawuran yang terjadi pada Kamis (10/5) sore di Stadion Maguwoharjo dengan melibatkan pelajar dari SMA N I Depok dan SMA N II Ngaglik. Dari penangkapan itu, polisi berhasil mengamankan senjata tajam berupa pedang dan satu unit Soft Gun.

Ketujuh pelajar yang sebelumnya diamankan Satreskrim Polsek Ngemplak ini, diamankan untuk dimintai keterangan terkait tawuran tersebut. Kepada polisi, para pelajar mengaku bahwa tawuran terjadi sekitar pukul empat sore di stadion maguwoharjo.

Peristiwa itu berawal ketika sekitar 10 orang pelajar dari SMA N II Ngaglik mendatangi pelajar SMA N I Depok yang saat itu tengah berada di sekitar stadion. Kedatangan 10 pelajar berkendara sepeda motor itu, dibarengi pula dengan lemparan batu yang diarahkan kepada para pelajar yang tengah nongkrong itu.

Tak terima dengan perlakuan tersebut, para pelajar SMAN I Depok pun membalasnya dan melakukan pengejaran hingga ke wilayah pemukiman penduduk di daerah Tajem, Maguwoharjo. Ditempat ini, motor yang dikendarai kedua kelompok pelajar sama - sama terjatuh. Kemudian pecahlah tawuran kembali.

Warga sekitar yang merasa terganggu dengan ulah para pelajar kemudian mencoba melerai dan melakukan pengejaran terhadap para pelajar yang lari kalang kabut. Sementara warga lainnya melaporkan kejadian itu kepada kepolisian sektor Ngemplak.

Tidak lama, polisi dari Polsek Ngemplak datang dan mengamankan sejumlah pelajar. Dalam tawuran tersebut, tiga  pelajar terluka akibat terjatuh. Meliputi BY (16), BM (15) dan FR (15). Mereka sebagian besar mengalami luka pada bagian tangan. Tak hanya mengamankan tiga pelajar, di sekitar TKP, polisi juga menemukan sebilah pedang dan satu pistol, yang diduga pistol softgun.

“Yang kita amankan pistol Sofgun, 5 motor, satu pedang. Kasusnya sudah kita limpahkan ke Polres Sleman,” kata Panit Reskrim Polsek Ngemplak Aiptu Bambang.


http://jogja.tribunnews.com/2012/05/11/polisi-amankan-tujuh-pelajar-sma-di-sleman
Read More..

Iki po GMH?


Dua pelajar SMA Gama Jl Ibu Ruswo Gondomanan Yogyakarta, Wijaya (17) dan Bagus (16), keduanya warga Salamrejo Sentolo Kulonprogo, diamankan petugas di Jl Kusumanegara, Selasa (18/9/2012) pukul 12.45.

Pasalnya, di saat jam sekolah, keduanya kedapatan membawa kayu pentungan di jalan. Diduga keduanya hendak tawuran. Informasi dihimpun, keduanya lalu dibawa ke Mapolresta Yogyakarta untuk mengikuti pembinaan.

Semula dua siswa itu berada di antara pelajar lain yang bergerombol dengan 10 sepeda motor di Jl Kusumanegara. Mereka melaju ke arah timur. Petugas yang melihat curiga karena beberapa membawa pentungan. Petugas lalu mencegat mereka. Sementara dua orang diamankan, yang lain kabur.

http://jogja.tribunnews.com/2012/09/18/diduga-hendak-tawuran-dua-pelajar-sma-gama-diamankan


Diduga hendak tawuran, 2 pelajar SMA swasta di Yogya yaitu Rosa Wijaya (17) dan Bagus (16) diamankan di Polresta Yogyakarta, Selasa (18/9). Karena saat ditangkap, pelajar tersebut membawa tongkat pemukul.

Awalnya sekitar pukul 12.45, kedua pelajar itu bersama teman-temannya menggunakan sekitar 10 sepeda motor berjalan ke arah timur Jalan Kusumanegara. Diduga hendak tawuran karena ada yang membawa tongkat kayu, petugas langsung menghadangnya. Namun hanya 2 tersangka yang berhasil diamankan, sedangkan lainnya berhasil kabur. Selanjutnya kedua pelajar dibawa ke Polresta Yogyakarta untuk dilakukan pembinaan.


http://krjogja.com/read/143557/hendak-tawuran-2-pelajar-sma-diamankan.kr
Read More..

Senin, 03 Desember 2012

Hei! Cah ngendi kowe?

Memalukan, tawuran antar pelajar masih saja terjadi. Tawuran terjadi di Jalan Atmosukarto Kotabaru (dekat Mapolsek Danurejan) Yogyakarta, Sabtu (1/6/2012).

Ceritanya, saat itu sekitar 7 orang pelajar sebuah SMU di Yogyakarta melakukan konvoi bersama dari arah jembatan layang Lempuyangan (dari selatan). Sesampai pertigaan Jalan Atmosukarto mereka berpapasan dengan rombongan motor pelajar lain yang melaju dari arah utara.

Rombongan pelajar yang berjumlah sekitar 10 orang tersebut menanyakan kepada rombongan pelajar yang berpapasan "Hei !! Cah ngendi kowe?" (Hei, anak (SMU) mana kalian). Belum sampai dijawab, mereka melempari batu. Yang dilempar pun membalas, sehingga terjadilah aksi saling lempar batu.

Melihat hal tersebut, petugas Polsek Danurejan segera mengamankan dan membubarkan tawuran. Merekapun lantas kocar-kacir melarikan diri. Namun petugas berhasil mengamankan 3 pelajar. Ketiganya kedapatan membawa senjata jenis besi stik yang bisa dipanjangkan sampai 40 cm (2 buah) dan sajam jenis clurit 1 buah berdiameter 30 cm.

http://krjogja.com/read/152927/tawur-tiga-pelajar-diamankan.kr
Read More..

Masih kecil aja sudah "kemaki"

Polsek Wirobrajan berhasil menggagalkan rencana aksi tawuran yang akan dilakukan oleh SMP swasta di wilayah Wirobrajan, Kamis (22/11). Dalam razia sepeda motor, petugas menemukan dua besi, satu gir dan satu botol bekas miras yang ditaruh di dalam jok sepeda motor.

Kapolsek Wirobrajan Aryuniwati mengungkapkan, petugas mendapat informasi para siswa SMP di Wirobrajan akan menyerang siswa SMP di wilayah Danurejan. Kemudian petugas bersama guru langsung melakukan swiping sepeda motor milik para pelajar.

"Sepeda motor yang diparkir di sekitar sekolah langsung kami periksa dan didapatkan barang bukti. Selanjutnya enam sepeda motor diamankan di Polsek Wirobrajan," tegas Aryuniwati.

Selanjutnya, petugas akan memanggil orang tua siswa untuk melakukan pembinaan dan mengambil sepeda motor. Agar rencana aksi tawuran tidak terjadi kembali, karena sangat membahayakan.

http://kedaulatanrakyat.co.id/read/151698/polsek-wirobrajan-gagalkan-rencana-tawuran-pelajar.kr
Read More..

Polisi makin beringas

Terlibat tawuran di Jembatan Gondalayu, Sabtu (22/9), 7 pelajar dari 2 SMA swasta di Yogya masih diamankan di Polsek Gondokusuman. Selanjutnya, para pelajar tersebut dilakukan pembinaan.

Kapolsek Gondokusuman Kompol Edy Sugiharto SE mengatakan, awalnya satu rombongan pelajar SMA  berjalan dari arah timur depan Pos lantas Simanjuntak dan rombongan pelajar SMA satunya dari arah selatan. Kemudian 2 rombangan SMA itu bertemu di jembatan Gondolayu dan terjadi tawuran.

"Melihat terjadi tawuran, anggota lantas Gondokusuman yang bertugas di Pos Simanjuntak di bantu warga melerai. Selanjutnya mengamankan para pelajar yg terlibat tawuran," kata Edy.

http://krjogja.com/read/144162/tawuran-7-pelajar-masih-diamankan.kr
Read More..

Belum aksi, udah basi

Diduga hendak tawuran, 2 pelajar SMA swasta di Yogya yaitu Rosa Wijaya (17) dan Bagus (16) diamankan di Polresta Yogyakarta, Selasa (18/9). Karena saat ditangkap, pelajar tersebut membawa tongkat pemukul.

Awalnya sekitar pukul 12.45, kedua pelajar itu bersama teman-temannya menggunakan sekitar 10 sepeda motor berjalan ke arah timur Jalan Kusumanegara. Diduga hendak tawuran karena ada yang membawa tongkat kayu, petugas langsung menghadangnya. Namun hanya 2 tersangka yang berhasil diamankan, sedangkan lainnya berhasil kabur. Selanjutnya kedua pelajar dibawa ke Polresta Yogyakarta untuk dilakukan pembinaan.

http://krjogja.com/read/143557/hendak-tawuran-2-pelajar-sma-diamankan.kr
Read More..

Minggu, 02 Desember 2012

Roever VS CBZ, eastside action


Tawuran pelajar yang terjadi di depan SMA 8 Yogyakarta antara murid SMA 5 Yogyakarta dan siswa setempat, Kamis (2/8) siang tadi dipicu karena saling ejek antar mereka. Kapolsekta Umbulharjo, Kompol Tri Sugihartana menegaskan permasalahan ini bukan dendam lama antara kedua sekolah namun murni terjadi secara sepontan.

“Satu pihak sedang nongkrong, pihak lain lewat kemudian terjadilah saling ejek untuk membuktikan eksistensinya,” tegas Tri di Mapolsekta Umbulharjo.

Tawuran meluas berhasil dicegah setelah Polisi tiba di lokasi kejadian. Dalam perang batu antar pelajar yang terjadi sekitar pukul 14.30 WIB tersebut petugas berhasil mengamankan empat orang siswa SMA 5 beserta dua unit sepeda motornya, sementara seorang murid SMA 8 harus mendapatkan perawatan intensif setelah menderita luka sobek pada bagian telinganya.

“Tidak ada kerusakan yang terjadi di SMA 8. Saat ini beberapa anggota masih kami tempatkan di lokasi kejadian untuk menghindari bentrok susulan,” katanya.

http://krjogja.com/read/138003/tawuran-dipicu-saling-ejek.kr


Puluhan siswa SMA 5 Yogyakarta dan SMA 8 Yogyakarta terlibat perang batu di kawasan Jalan Kenari, Umbulharjo tepatnya di depan SMA 8 Yogyakarta. Dalam kejadian ini Polisi mengamankan empat orang pelajar dari SMA 5 yang diduga sebagai pemicu tawuran.

Tawuran tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 WIB saat jam pulang sekolah. Rombongan siswa SMA 5 dengan sepeda motor mendatangi SMA 8 dan sesampainya di lokasi langsung melempari pelajar yang tengah berkumpul di depan halaman sekolah.

Mendapatkan perlawanan, pelajar SMA 5 kocar-kacir dan empat diantaranya berhasil diamankan petugas yang tengah patroli. Polisi juga mengamankan sepeda motor Suzuki Satria FU AB-2176-AB dan Honda Supra AB-2392-SK keduanya milik siswa SMA 5.

“Pelajar yang diamankan masing-masing Tg, Ig, Mh dan Ys. Kedua unit sepeda motor telah kami amankan di mapolsek,” tegas Kapolsekta Umbulharjo, Kompol Tri Sugihartana.

Polisi berencana akan memanggil orang tua para siswa yang diamankan serta guru dari kedua sekolah untuk menyelesaikan tawuran pelajar ini. “Penanganannya dengan kami beri pembinaan terlebih dahulu,” terangnya.

http://krjogja.com/read/137992/siswa-sma-5-dan-8-tawur.kr



SMAN 8 Yogyakarta menjadi sasaran amukan sekitar sembilan pelajar berkendara sepeda motor, Kamis (2/8/2012) pukul 14.00. Seorang pelajar kelas XII IPA bernama Belfa K Yudianto mengalami luka pada telinga kiri akibat lemparan batu. Bagian luka itu akhirnya mendapat dua jahitan.

Serangan itu diduga dilakukan kelompok pelajar SMAN 5 Yogyakarta. Seorang anggota kelompok yang tertangkap petugas karena terjatuh dari sepeda motor, mengaku kepada petugas sebagai pelajar SMAN 5 Yogyakarta. Pelajar tertangkap itu berinisial Ik.

Dalam pengakuannya, dia bersama 8 pelajar lainnya datang ke SMAN 8 untuk membalas perbuatan pelajar SMA 8 beberapa waktu sebelumnya. Menurutnya, pelajar SMAN 5 pernah diadang pelajar SMAN 8 itu. Namun demikian, Ik mengaku hanya membantu teman lainnya menuju lokasi dan tidak ikut melempar baru.

Saat itu usai melempari SMAN 8, sembilan pelajar itu lantas melarikan diri dengan sepeda motor. Namun Ik terjatuh, sementara teman lainnya berhasil kabur. Ik lantas diamankan petugas Polsekta Umbulharjo.

Sejak kejadian itu, pihak SMAN 8 bermaksud meningkatkan pengamanan. Kejadian itu disayangkan karena bertepatan dengan Ramadan. Para siswanya tetap dilarang untuk membalas atau melakukan perkelahian. Informasi dihimpun, korban pelemparan itu, Bisfa, dikenal sebagai anak pendiam. Hanya kebetulan saja posisinya baru saja turun mobil dan bersamaan dengan kejadian.

http://jogja.tribunnews.com/2012/08/02/balas-dendam-satu-siswa-sman-8-yogyakarta-terluka
Read More..

Selasa, 16 Oktober 2012

Kasian Banget Sampe Harus Lapor, Njijiki

Pihak sekolah SMAN 2 Sleman membentuk tim investigasi untuk mencari tahu siapa pelaku pengeroyokan salah satu siswanya, Yosep. Diperoleh keterangan bahwa pelaku adalah anak-anak sekolah salah satu SMA di Kecamatan Pakem.

Kepala Sekolah SMAN 2 Sleman Subagyo saat ditemui Harian Jogja mengaku sudah melakukan pengusutan atas kasus penganiayaan itu.
Menurutnya, pelaku sudah diketahui berjumlah 20 orang. Berasal dari salah satu SMA di pakem. Pihaknya juga sudah melakukan pembicaraan dengan guru maupun pihak sekolah yang diduga melakukan penganiayaan.

“Sudah kita bicarakan dan kita musyawarahkan dengan pihak sekolah di Pakem. Keputusannya ya melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian,” kata Subagyo.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 2 Sleman Sukur menambahkan, jalan kekeluargaan sudah dtempuh dan sempat namun karena karena tidak ada respon dari pihak keluarga pelaku maka kasus itu pun terpaksa dilaporkan ke polisi.

Kapolsek Mlati Kompol Sudaryono mengaku baru menerima laporan dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan sekelompok pelajar. Pihaknya masih melakukan penylidikan untuk mengungkap para pelaku.




http://www.solopos.com/2012/10/11/pengeroyokan-siswa-sma-2-sleman-bentuk-tim-investigasi-338041
Read More..

Senin, 10 September 2012

Sedikit Berita yang Tertinggal Waktu Lulusan 2012 Kemaren

Bentrokan Pelajar Tak Terhindarkan di Wolter Monginsidi
Yogyakarta, Kompas - Meski sudah diimbau untuk tidak melakukan coret-coret seragam dan konvoi kendaraan, ratusan siswa yang lulus ujian nasional tetap melakukannya pada hari pengumuman hasil UN SLTA, Rabu (13/6). Mereka berkeliling sekitar kota sambil membunyikan klakson dan mem-bleyer- mbleyer suara kendaraan dengan keras.
Menurut sejumlah siswa, hal itu mereka lakukan sebagai ungkapan kegembiraan karena berhasil lulus Ujian Nasional (UN) 2007. Namun, ulah itu disesalkan oleh warga dan kepala sekolah. "Pelajar kok bersikap tidak tertib begitu. Apa ini hasil pendidikannya. Itukan mengganggu, membuat warga miris," kata Maryati, ibu rumah tangga yang terpaksa meminggirkan sepeda motor yang ia kendarai ketika serombongan pelajar melintas di Jalan Kenari.
Arak-arakan siswa dengan baju penuh coret-coret terus berlangsung sampai sore hari. Bahkan, kadang-kadang bentrokan perkelahian antarapelajar tak terhindarkan. Ini seperti yang disaksikan Kompas di pertigaan Borobudur Plaza, tepatnya di ujung Jalan Wolter Monginsidi, pukul 15.30.
Sekelompok anak SMA dari barat tiba-tiba melempar batu serta menyerbu sekelompok anak SMA yang datang dari timur. Di tengah keramaian lalu lintas, kelompok anak dari timur dipepet, beberapa terjatuh di trotoar jalan sebelah selatan. Mereka dilempar batu sekepalan tangan dan satu siswa yang terjatuh kemudian diinjak beramai-ramai. Untung ada warga yang memisahkan perkelahian tak seimbang itu sehingga keadaan tak berkembang menjadi semakin anarkis. Belum diketahui luka-luka anak yang terjatuh tersebut.

*Mana vs mana nih? :o

http://ipbfans.blogspot.com/2008/12/konvoi-tetap-warnai-pengumuman.html
Read More..

Tawuran Pelajar SMA

Tawuran yang terjadi antar pelajar dikarenakan kondisi usia mereka ingin menunjukkan jati diri mereka, ingin lebih dikenal dengan sebutan berani, keren, dan solider. Tawuran bisa terjadi karena hal-hal remeh yang diperbesar oleh pihak lawan dengan membalasnya entah itu memaki, menghina, memukul, dsb. Nah karena dilakukan banyak orang maka dinamai tawuran.
Terus gimana dengan tawuran antar mahasiswa, tawuran antar kampung, wajar gak sih? Aku bilang semuanya enggak wajar loh. Kenapa? Menurutku, tawuran adalah hasil dari otak primitif kita. Jadi begini, menurut ahli neuorologi bernama Paul MacLean, di kepala kita ada tiga jenis otak yang disebutnya sebagai “triune brain”. Otak paling rendah bernama otak reptil yang kadang disebut sebagai “otak primitif”. Otak yang lebih tinggi dari otak reptil dinamai otak mamalia atau disebut sebagai “otak tengah” (midbrain). Otak paling canggih adalah otak bahasa yang terletak di posisi paling atas dan terdiri atas lipatan-lipatan (neocortex). Ketiga otak ini saling berkaitan sekaligus ketiganya juga punya fungsi sendiri-sendiri.Otak primitif mengatur fisik kita untuk bertahan hidup, mengelola gerak refleks, mengendalikan gerak motorik, memantau fungsi tubuh, dan memproses informasi yang masuk dari pancaindera. Saat menghadapi ancaman atau keadaan bahaya, bersama dengan otak tengah, otak primitif menyiapkan reaksi “hadapi atau lari” (fight or flight response) bagi tubuh. Sehingga kita akan bereaksi secara fisik dan emosi lebih dulu sebelum otak bahasa/pikir sempat memproses informasi.
Itu menandakan tawuran hanya sekedar aksi reaksi ajah gak mikir dulu. Semua hewan juga melakukan loh, coba aja gangguan kucing tetangga, pasti dicakar kan. Itu sih primitif banget. Terutama mahasiswa yang tawuran itu, mereka kan lebih terpelajar, seharusnya lebih mengedepankan rasio daripada emosi. Akibatnya yah saling serang kampus deh. What’s wrong with all of you? Biaya kuliah mahal loh, sebaiknya mikirin masa depan dulu deh daripada berantem gak jelas apa yang mau dibela. Harga diri? Lebih punya harga diri jika sama-sama menang di medan dialog yang menghasilkan solusi damai tanpa merusak.
Terus gimana cara ngatasi tawuran, minimal diri kita gak ikut-ikut? Coba baca yang berikut ini.
Menurut MacLean, dan juga para pakar lain seperti Michael Persinger (penemu God Spot), Danah Zohar dan Ian Marshall (pengembang dan peneliti Spiritual Intelligence), serta peneliti lain, jJika kita tidak memiliki kecakapan berpikir, mustahil kita dapat mengendalikan otak yang ada di tengah (otak emosi) dan otak primitif. Apabila kita tidak dapat mengendalikan otak emosi (tidak mampu merenung atau berefleksi), maka otak emosi ini akan memola cara bersikap kita. Jika ada hal-hal yang tidak menyenangkan diri kita, kita langsung marah atau menunjukkan kebencian. Ini tentu akan mendatangkan kerugian bagi diri kita karena akan mengganggu hubungan atau kerja sama dengan orang lain.
Artinya apa tuh? Kita harus memiliki kecakapan berpikir dulu, sehingga bisa mengendalikan otak emosi dan otak primitif. Bagaimana caranya? Dengan belajar mengenali dan menemukan informasi, mengolahnya, dan mengambil keputusan, serta memecahkan masalah secara kreatif. Nah itu dibutuhkan kesabaran. Artinya jangan terpancing emosi, olah dulu, sintesis dulu, temukan solusi kreatif baru bertindak. Jangan udah gebukin eh ternyata kita yang keliru. Jadi orang yang sabar yah. Kalo ada yang memicu mending kabur aja deh gak usah ikut-ikutan, kalo ikut maka sendiri rugi dan kita juga sama saja dengan orang yang memicu tawuran.

http://ipbfans.blogspot.com/2008/12/tawuran-pelajar-sma.html
Read More..

Kamis, 28 Juni 2012

Tawuran Pelajar di Maguwoharjo, Polisi Amankan Pistol dan Sajam

Satreskrim Polsek Ngemplak mengamankan sebuah pistol dan senjata tajam (sajam) berupa pedang dalam tawuran antara sejumlah pelajar SMAN 1 Depok dan SMAN 2 Ngaglik, Kamis (10/5) sore kemarin, di sekitar Stadion Maguwoharjo.

Kasus tawuran kedua kelompok pelajar ini langsung ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sleman. Sedikitnya tujuh pelajar dimintai keterangan terkait tawuran tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Harian Jogja, tawuran kedua kelompok pelajar SMAN itu terjadi pukul 16.00 WIB di sekitar Stadion Maguwoharjo. Peristiwa bermula, saat kelompok pelajar SMAN 1 Depok sedang nongkrong di depan Stadion seusai pulang sekolah. Tiba-tiba datang kelompok pelajar SMAN 2 Ngaglik sekitar 10 motor langsung melempari batu.

Meski tidak ada yang terkena lemparan batu, pelajar SMAN 1 Depok pun membalasnya dan melakukan pengejaran sampai pada permukiman warga hingga kawasan Tajem Maguwoharjo.

“Di Tajem ini motor mereka (pelajar SMAN 1 Depok) jatuh dan kami juga terjatuh,” kata NK, 19, pelajar kelas 3 SMAN 2 Ngaglik kepada wartawan di Mapolres Sleman, Jumat (11/5).

Warga sekitar TKP yang merasa terganggu mencoba melerai dan melakukan pengejaran.

Tidak lama berselang, anggota Polsek Ngemplak datang dan mengamankan sejumlah pelajar.

Dalam tawuran tersebut, tiga pelajar terluka akibat terjatuh, adalah BY, 16, BM, 15, dan FR, 15. Rata-rata mengalami luka pada bagian tangan. Di sekitar TKP, polisi menemukan sebilah pedang dan satu pistol, yang diduga pistol air softgun.


(BBC vs DBZ)
http://www.harianjogja.com/2012/harian-jogja/sleman-2/tawuran-pelajar-di-maguwoharjo-polisi-amankan-pistol-dan-sajam-185088
Read More..

TAWURAN PELAJAR: 4 Siswa Sempat Diciduk di Kotabaru

Tawuran pelajar kembali terjadi di dua lokasi yang berbeda, yakni di Jalan KH Ahmad Dahlan, Notoprajan, Ngampilan, depan toko Indomaret dan seputaran Kotabaru. Polisi tidak bisa mendeteksi asal sekolah para pelajar tersebut karena tawuran hanya berlangsung singkat.
Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian (KSPK) Polresta Jogja, Aiptu Haryana mengatakan, tidak ada korban maupun kerusakan akibat tawuran. Pihak kepolisian sempat mengamankan empat siswa salah satu SMP di Jogja. Tapi setelah dimintai keterangan, mereka dilepaskan lagi.
“Tadi kami ciduk empat anak yang sedang makan di sekitar Jalan KH Ahmad Dahlan. Tapi karena mereka tidak tahu apa-apa kemudian diambil Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan mereka,” kata Haryana, Sabtu (28/4).
Ia menjelaskan, kejadian berlangsung sekitar pukul 13.30 WIB. Berdasarkan informasi saksi, para pelajar itu mengendarai sepeda motor dan melemparkan batu kepada masyarakat di sekitarnya. Termasuk para tukang parkir, dan pelajar yang sedang berada di daerah tersebut.
Selain di Ngampilan, wilayah Kotabaru juga terjari tawuran pelajar namun hanya terjadi sebentar. “Tapi tidak kami ketahui dari mana para pelajar itu. Otomatis kalau mereka tawuran pasti menyelamatkan diri masing-masing,” kata Haryana.


http://www.harianjogja.com/2012/harian-jogja/kota-jogja/tawuran-pelajar-4-siswa-sempat-diciduk-di-kotabaru-181811
Read More..

Rabu, 27 Juni 2012

Tawuran Pelajar Warnai Pesta Kelulusan

Kegembiraan siswa merayakan kelulusan diwarnai aksi tawuran. Ratusan siswa SMK PIRI dan beberapa dari sekolah lain, menyerbu siswa SMA Muhammadiyah 2 di Jalan Kapas, Yogyakarta, Sabtu (26/5). Aksi berhasil dihalau petugas setelah petugas melepas tembakan peringatan.

Kontak fisik kedua belah pihak sempat terjadi meski tidak lama. Mereka saling lempar satu dengan yang lain hingga sempat mengganggu pengguna jalan yang melintas. Namun massa pelajar tersebut bubar setelah petugas melepas tembakan peringatan. Setidaknya 27 siswa diamankan petugas dari lokasi. Petugas juga mengamankan alat berupa linggis dan gir.

Menanggapi terjadinya aksi tawuran pelajar, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edi Heri Suasana merasa kecolongan. Pasalnya jauh hari pihaknya telah berkoordinasi dengan sekolah-sekolah dan menghimbau agar pesta kelulusan dirayakan dengan hal-hal positif.

(STEPIRO vs RANGER)
http://new.jogjatv.tv/berita/26/05/2012/tawuran-pelajar-warnai-pesta-kelulusan
Read More..

Rayakan Kelulusan, Siswa Dua Sekolah Malah Tawuran

Puluhan siswa SMK Piri 1 Yogyakarta siang ini terlibat bentrokan dengan siswa SMA Muhammadiyah 2 (Muha) Yogyakarta, di kawasan jalan Kapas Yogyakarta. Dua orang siswa SMK Piri terluka (berdarah) akibat terkena lemparan batu dan benda lainnya.

Kejadian bermula saat rombongan konvoi SMK Piri 1 melewati kawasan Jalan Kapas Yogyakarta, tempat SMA Muhammadiyah 2 berada. Tidak jelas siapa yang memulai, namun akhirnya kedua kubu siswa yang merayakan kelulusan saling melempar batu, dimana ada beberapa yang juga terlibat baku hantam.

Pihak kepolisian kali ini bereaksi cepat, dengan segera mendatangi lokasi dan mengamankan siswa yang bertikai. Sebanyak 27 siswa diamankan ke Kantor Polresta Yogya menggunakan truk. Sebenarnya ada 28 yang diamankan, namun satu siswa berhasil melarikan diri.

Dari tangan siswa, diamankan barang bukti dua buah linggis, satu clurit, dan gear motor yang dijadikan senjata. Oleh kepolisian, para siswa dijemur di halaman Polresta selama sekitar satu jam, sebelum akhirnya didata dan diberi makan siang.

Salah seorang siswa yang bertikai, Satrio dari SMK Piri 1 menerangkan, para siswa sekolahnya baru saja selesai konvoi berkeliling Yogya, dan hendak kembali ke sekolahnya melewati Jalan Kapas, yang tak terlalu jauh dari SMK Piri 1. Namun ketika rombongan melewati SMA Muhammadiyah 2, langsung ada hujanan lemparan batu dari siswa sekolah tersebut.

"Kami mencoba melawan, tapi lalu melarikan diri, sampai ada dua motor tertinggal. Kamipun lalu kembali untuk mengambil motor dan membalas mereka," ujarnya.

Sementara, penjaga SMA Muhammadiyah 2, Nuryono menuturkan, kejadian berlangsung ketika ia hendak melangsungkan shalat dhuhur. Namun mendengar ada riuh kendaraan di sekitar sekolah, ia langsung menutup gerbang sekolah demi keamanan. "Para siswa dari Piri ini yang lebih dahulu melempar baru. Saya tahu mereka dari Piri karena membawa bendera dengan tulisan itu," ujarnya.


(STEPIRO vs RANGER)
http://krjogja.com/read/130045/rayakan-kelulusan-siswa-dua-sekolah-malah-tawuran.kr
Read More..

Rayakan Kelulusan, Pelajar Di Jogja Malah Tawuran

Sebanyak 30 pelajar di Kota Yogyakarta diamankan Polres Kota Yogyakarta karena terlibat tawuran antara SMK Negeri I Piri, SMK 5, dan SMA Muhammadiyah 2, Sabtu (26/5/2012) sekitar pukul 11.30 WIB. Polisi juga menyita barang bukti berupa celurit, gir motor, besi ukuran satu meter sebanyak lima buah.

Kejadian ini berawal saat 200 siswa-siswi SMK Negeri I Piri melakukan aksi konvoi damai memutari Stadion Mandalakrida untuk merayakan kelulusan. Sesampainya di depan SMA Muhammadiyah 2, peserta konvoi dilempari batu dan dua motor dirusak. Akibat kejadian ini, dua pelajar SMK Piri mengalami luka cukup serius.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Yogyakata Suhartati menyayangkan aksi tawuran itu. Insiden itu terjadi karena siswa tak mengikuti imbauan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta agar para siswa tidak melakukan konvoi setelah pengumuman kelulusan.

“Kejadian ini sebagai pembelajaran kita semua bahwa ke depannya setiap sekolah mampu mengarahkan siswanya untuk melakukan hal positif untuk merayakan kelulusan,” kata Suhartati, Sabtu.

Pelajar yang diamankan polisi, Satrio, mengatakan, tidak ada dendam sama sekali di antara para pelajar yang terlibat tawuran itu. Sebelumnya, para siswa SMK N I Piri dan SMA Muh 2 sering bersama-sama melakukan olahraga. “Saya dan teman-teman tidak ada dendam. Hanya saja, tadi saat konvoi, tiba-tiba teman SMA Muh 2 melempari batu dan mengambil dua motor setelah itu dirusak,” kata Satrio.


(STEPIRO - VASCAL vs RANGER)
http://www.uf1.info/2012/05/rayakan-kelulusan-pelajar-di-jogja-malah-tawuran.html
Read More..

Tiga Siswa Luka-luka Akibat Tawuran

Tawuran pelajar di momen kelulusan memakan tiga korban luka. Informasi dihimpun di Polresta Yogyakarta, seorang di antaranya diketahui bernama Ramadhan, siswa SMK Piri Jl Kemuning. Tangan kanannya bengkak, diduga akibat pukulan benda keras.

Dua lainnya seorang siswi SMK Piri dan lainnya siswa SMA Muhammadiyah II Jl Kapas. Keduanya terkena lemparan batu. Saat ini polisi juga sedang meminta keterangan dari siswa tersebut.

Diberikan sebelumnya, siswa merayakan kelulusan diwarnai aksi tawuran. Ratusan siswa SMK Piri dan beberapa dari sekolah lain, menggeruduk siswa SMA Muhamadiyah II di Jl Kapas, Sabtu (26/5) pukul 12.15.

Kontak fisik kedua belah pihak sempat terjadi meski tidak lama. Namun massa pelajar itu lalu bubar setelah petugas melepas tembakan peringatan.


(STEPIRO vs RANGER)
http://jogja.tribunnews.com/2012/05/26/tiga-siswa-luka-luka-akibat-tawuran
Read More..

Usai Pengumuman, Siswa Dua Sekolah Tawuran

Polisi melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan aksi tawuran antar pelajar SMK 1 Piri dengan SMA Muhammadiyah 2, di Jalan Kapas, Jogjakarta, Sabtu (26/5). Dalam tawuran tersebut polisi mengamankan 30 siswa, tiga diantara mengalami luka-luka, serta barang bukti berupa gir motor dan linggis.
Perayaan kelulusan di Jogjakarta diwarnai aksi tidak terpuji siswa-siswa dari SMK Piri 1 dan SMA Muhammadiyah 2 (Muha). Mereka terlibat tawuran setelah menerima pengumuman kelulusan unas kemarin siang sekitar pukul 12.00.

Perkelahian pelajar dari dua sekolah tersebut terjadi di Jalan Kapas, dekat kompleks SMA Muha. Dua pelajar terluka serta 27 siswa ditangkap dan dibawa ke Mapolresta Jogjakarta.

Radar Jogja (JPNN Group) melaporkan, bentrokan bermula ketika puluhan siswa SMK Piri 1 berkonvoi melewati Jalan Kapas, dekat kampus SMA Muha. Saat itu puluhan siswa SMA Muha berada di luar sekolah. Kemudian, dua kelompok tersebut saling ejek. Mereka juga saling lempar batu.

Penjaga SMA Muha Nuryono mengatakan, ketika itu di sekolahnya akan dilaksanakan salat Duhur berjamaah. Namun, mereka dikejutkan raungan konvoi kendaraan yang melintas di depan sekolah. Nuryono segera menutup gerbang sekolah.

’’Para siswa yang berada di luar tersebut yang tiba-tiba melempari kami,’’ ujar Nuryono saat ditemui di pos penjagaan SMA Muha kemarin (26/5). Siswa yang berada di dalam sekolah kemudian membalas melempar. Aksi saling lempar berhenti.

Tak lama berselang siswa SMK Piri 1 kembali datang ke SMA Muha. Jumlahnya lebih banyak daripada rombongan awal. Sejumlah polisi sudah berjaga di sekitar SMA Muha. Polisi berusaha membubarkan para siswa itu. Tampak juga polisi mencabut pistol dan melepaskan tembakan ke udara.

Dari hasil pemeriksaan terhadap 27 siswa yang ditangkap, polisi menemukan dua linggis, satu celurit, dan gir motor yang dimodifikasi menjadi senjata. Puluhan pelajar itu kemudian dijemur sekitar sejam di halaman mapolresta.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Jogjakarta Edy Heri Suasana berjanji bakal memanggil Kasek dua sekolah tersebut. ’’Saya memahami, mengontrol anak sebanyak itu tidak mudah,’’ ujarnya.


(STEPIRO vs RANGER)
http://www.jpnn.com/read/2012/05/27/128589/Usai-Pengumuman,-Siswa-Dua-Sekolah-Tawuran-
Read More..

Kamis, 15 Maret 2012

Dibalik sangarnya nama SMA "17"1 part III

Insiden terjadi lagi dalam pelaksanaan eksekusi SMA 17 "1" di Jalan Tentara Pelajar Nomor 24, Kota Yogyakarta, oleh pihak yang mengklaim sebagai pemilik tanah setempat, Senin.

"Kejadian seperti ini sudah terjadi untuk kedua kalinya. Pada 2009 juga pernah terjadi hal serupa," kata Kepala Sekolah SMA 17 "1" Yogyakarta Suyadi.

Ia mengatakan sekitar pukul 07.15 WIB saat ia tiba di sekolah untuk mengawali proses belajar mengajar, pintu gerbang sekolah telah ditutup dengan bambu, dan ada beberapa orang yang menjaganya.

Melihat kondisi tersebut, ia pun berinisiatif untuk mengadukan hal itu ke Kepolisian Sektor Jetis.

Pihak kepolisian dan sekolah kemudian bernegeosiasi dengan kuasa hukum dari pihak yang mengklaim sebagai pemilik tanah setempat.

"Gerbang sekolah pun dibuka. Kami juga menegaskan bahwa sebentar lagi akan dilakukan ujian sekolah, dan ujian nasional, sehingga sekolah tidak boleh dieksekusi begitu saja, karena mereka sudah siap menutup sekolah dengan seng," katanya.

Selama bernegosiasi, salah seorang guru sekolah terpaksa mengajar siswa di trotoar.

Pada 12 Maret 2012 akan dilakukan ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) untuk mata pelajaran agama, dan mulai 13 Maret akan dilakukan ujian sekolah.

Ujian Nasional untuk SMA akan dilakukan pada 16-19 April 2012. Selain SMA 17 "1", di komplek tersebut juga terdapat SMP 17 "2" serta kantor yayasan. Di SMA itu terdapat 112 siswa, dan di SMP terdapat 75 siswa.

Suyadi mengatakan tanah di kompleks sekolah dan yayasan tersebut semula adalah milik B Hardjono, yang kemudian menyatakan bahwa tanah itu bukan lagi merupakan aset pribadi, tetapi aset sekolah.

"Tetapi, jika ada ahli waris yang mengklaim pun, kami juga tidak tahu. Namun, pernah ada beberapa orang yang datang untuk menanyakan tanah ini," katanya.

Menurut dia, mereka yang mengkalim bahkan berasal dari luar kota, di antaranya Bantul, Cilacap, dan Kediri. Mereka biasanya telah membayar uang muka pembelian tanah, tanpa terlebih dulu mengecek ke lokasi.

"Kami akan tetap berusaha mempertahankannya, karena tujuannya adalah pendidikan. Selama ini kami juga terus memberikan motivasi ke guru dan siswa untuk bisa tetap melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasa," katanya.

Di sekolah tersebut terdapat delapan guru pegawai negeri sipil (PNS), tiga guru tetap yayasan, dan 17 guru tidak tetap.

Setelah bernegosiasi, eksekusi dengan menutup sekolah batal dilakukan.


http://www.antaranews.com/berita/299875/insiden-terjadi-dalam-eksekusi-sma-17-yogyakarta
Read More..

Dibalik sangarnya nama SMA "17"1 part II

Sejak konflik sengketa lahan di SMA 17 Yogyakarta berlangsung, belasan orang berbadan besar mondar-mandir di kawasan kompleks sekolah. Keberadaan 'preman' ini bergantian selama 24 jam, dan membuat suasana belajar mengajar menjadi tidaknyaman.

"Ini adalah kejadian kedua sejak terjadi 2009 lalu. Secara psikis amat sangat mengganggu, tapi kami berkomitmen proses pendidikan jalan terus. Kita pokoknya mencerdaskan bangsa," tegas Kepala SMA 17, Suyadi.

Ia memperkirakan orang-orang ini adalah suruhan dari orang yang kabarnya sudah membeli tanah sekolah ini. Namun ia tidak tahu persis mengenai masalah ini, karena adalah urusan yayasan.

"Setiap pagi saya juga menyapa mereka. Dan sudah ada komitmen tidak akan melakukan perusakan atau mengganggu masuk ke kawasan kelas," imbuhnya.

Menurutnya kelas 12 tetap giat belajar mengikuti persiapan ujian nasional, termasuk mengikuti les di sore hari, setelah jam pelajaran usai. Harapannya berbagai pihak bersedia memelihara gedung sekolah yang masuk dalam golongan cagar budaya ini agar tetap bisa digunakan untuk belajar.

"Siang ini kabarnya diadakan rapat yayasan, untuk menyelesaikan sertifikat ganda yayasan, yang menjadi sumber masalah. Kami berharap ini bisa diselesaikan, sehingga siswa tetap bisa belajar dengan tenang," imbuhnya.

Sementara Sri Wigati selaku Kepala Humas SMA 17 menambahkan, pihaknya sudah lakukan pendekatan ke siswa agar mereka tetap belajar seperti biasa. Pintu belakang sekolah ditutup, sehingga para preman tidak bisa masuk kelas. "Anak masuk lewat akses pintu utama. Kami sudah lama dan tahu situasi seperti ini, tidak masalah. Lama-lama anak-anak sudah cuek, dengan keberadaan orang asing diluar, tidak masalah," ujarnya.

Agustina Feni, siswi kelas 10 SMA ini mengungkapkan, dirinya kaget ketika Senin lalu sekolah ditutup seng. Ia juga merasa takut akan keberadaan para preman yang masih bersliweran hingga saat ini." Tanggal 16 Maret saya ujian, agak terganggu persiapannya. Karena akhirnya guru sibuk mengurusi masalah ini, dan kurang mengurusi siswa," ujarnya.

Semantara Monica Marlyandini siswi kelas 12 IPS juga mengaku dirinya sempat merasa terganggu. Jam tambahan bagi kelas tiga pun menurutnya tidak dilakukan gara-gara ada kasus ini. "Yang menjengkelkan, sering orang-orang ini mengganggu kami, misalnya bilang 'Mau tak anterin pulang ngga?',atau semacamnya. Ini membuat saya dan siswi lainnnya risih," kesalnya.

Meski terdapat belasan preman, tidak ada satupun dari mereka yang bersedia memberikan keterangan.

http://krjogja.com/read/121139/belajar-mengajar-di-sma-17-ditunggui-preman.kr
Read More..

Dibalik sangarnya nama SMA "17"1 part I


Sekelompok massa menyegel SMA 17 I yang terletak di Jalan Tentara Pelajar no 24, Jetis, Yogyakarta. Massa berasal dari kubu Yayasan Pengembangan Pendidikan 17 yang merasa bahwa pengelola yayasan sekarang tidak sah sehingga tak berhak mengelola kegiatan belajar mengajar.

Kepala SMA 17 I, Suyadi menerangkan, pukul 07.15 WIB sekolah ditutup bambu dan seng serta dijaga banyak orang. Dirinya lalu menghubungi ke Polsek Jetis dan berharap agar sekolah bisa dibuka untuk guru dan siswa.

"Bahkan seorang guru kami Pak Wuryanto mengajar di trotoar. Ini dilakukan untuk persiapan ujian nasional untuk kelas tiga. Tanggal 12 Maret ada ujian agama, tanggal 16 hingga 19 April sudah ujian nasional," ungkapnya.

Massa dapat diusir setelah Komandan Koramil 01 Jetis, Kapten (Inf) Tedjo Suprianto memarahi pengacara kubu Yayasan Pengembangan Pendidikan 17, Fahmi. Akhirnya seng dan bambu yang menutupi sekolah tersebut langsung dibongkar, sehingga proses belajar mengajar bisa terus berjalan.

"Ini sudah kejadian kedua setelah 2009. Kami tidak bisa berbuat banyak selain tetap memberi motivasi bagi 112 siswa SMA dan siswa SMP 17 II," imbuhnya.

Menurutnya pihak pimpinan kedua yayasan akan melakukan negosiasi kembali terkait masalah ini. Suyadi juga minta waktu seminggu berembug bersama guru-guru untuk menentukan sikap ikut yayasan yang mana.

"Kelihatannya ikut yayasan yang lama, karena misinya untuk pendidikan. Kalau yayasan baru bisa saja dikelola untuk kepentingan perorangan. Kami berpesan jangan ada alumni yang melakukan kekerasan fisik terhadap sengketa ini," pungkasnya.

Yayasan Pendidikan 17 didirikan oleh Bonaventura Harjono sejak 1958. Keturunannya, Bedasaktirin Harjanto sejak beberapa tahun lalu mencoba mengambil alih kepemimpinan yayasan dengan mendaftarkan ulang ke Kemenhumkam dengan nama Yayasan Pengembangan Pendidikan 17 atas nama Rin Haryani, isteri Bedasaktirin Harjanto.

Kuasa hukum Yayasan Pengembangan Pendidikan 17,Fahmi menerangkan, pihaknya memang ingin menguasai kawasan sekolah secara fisik. Pasalnya, berdasarkan putusan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi Yogya, lahan sudah menjadi milik pihaknya.

"Berdasarkan sertifikat kak milik, tanah di tempat ini sudah menjadi klien kami. Bahkan tanah seluas 5.558 meter persegi sekolah ini sudah dijual ke pihak lain, kepada Pak Sugiarto Sugiman," terangnya.

Camat Jetis Sisruwadi menerangkan, pihaknya terus berusaha memfasilitasi kedua pihak, untuk melewati prosedur proses perdata secara benar. Meski demikian, dirinya meminta semua pihak menjaga situasi belajar mengajar di sekolah agar tidak terganggu.

"Lawyer jangan sampai mengganggu kegiatan anak sekolah sampai ujian nasional. Monggo Juni dilanjutkan lagi. Tidak perlu sampai mengerahkan massa, karena rentan timbulkan konflik," tegasnya.


http://krjogja.com/read/120964/sengketa-sma-17-siswa-belajar-di-trotoar.kr
Read More..