YOGYAKARTA – Jajaran Polsek Gondokusuman,Kota Yogyakarta, mulai memetakan wilayah yang berpotensi dijadikan lokasi tawuran pelajar. Upaya ini untuk meminimalisasi aksi balas dendam pasca tewasnya siswa SMA Gama Yogyakarta dalam aksi tawuran beberapa hari lalu.
”Ada beberapa titik yang kita waspadai,yakni di seputaranSagan, Terban,Gondokusuman, Jalan Tunjung, Baciro dan Kota Baru,” kata Kapolsek Gondokusuman Kompol Hadi Sutomo kemarin. Upaya yang dilakukan antara lain melakukan patroli keliling pada jam-jam pulang sekolah terutama pada lokasi yang sudah dipetakan.Kegiatan patroli keliling ini dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya aksi balas dendam yang menyulut tawuran susulan. ”Kepolisian juga meningkatkan peran Babinkamtibmas untuk melakukan koordinasi dengan pihak sekolah,”ujar Hadi.
Sebelumnya diberitakan,aksi tawuran berujung maut kembali menondai Kota Pelajar.Kelompok siswa SMU Gama (Tiga Maret) bentrok siswa SMU Bopkri 2 di simpang tiga Jalan Prof Yohanes Yogyakarta, tepatnya di belakang Galeria Mall. Tawuran ini mengakibatkan Aditya Wilama Putra, 17, siswa SMA Gama tewas bersimbah darah. Bentrokan terjadi pada Kamis (21/4) sekitar pukul 12.00 WIB. Awalnya, korban bersama tujuh orang temannya sedang jalan mengendarai empat sepeda motor. Di lokasi kejadian, rombongan korban dicegat dua orang dari SMA Bopkri 2 Yogyakarta yang juga mengendarai sepeda motor.
Saat itu terjadi perselisihan antara dua kelompok ini. Salah seorang pelajar dari SMA Bopkri 2 menunggu di lokasi. Sedang satu orang lainnya pergi mencari bantuan teman-temannya yang lain. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, Edi Hery Suasana menyatakan,untuk mencegah aksi tawuran susulan pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) rencananya tidak diumumkan serentak di sekolah, namun akan diantar melalui surat ke rumah siswa. ”Kami harap cara ini dapat mencegah adanya aksi konvoi yang dapat memunculkan perkelahian,” ucapnya. Edi menuturkan, sebelum pelaksanaan UN kasus tawuran pelajar juga hampir terjadi. Namun, aksi tersebut dapat dicegah karena rencana aksi bentrokan ini sebelumnya sudah didengar pihak sekolah dan instansinya.
”Mereka (siswa) kami kumpulkan dan akhirnya berdamai, salaman bahkan foto-foto bareng,” jelasnya. Menurut dia, upaya antisipasi tawuran ini sudah lama dilakukan dengan membangun kerja sama antara Dinas Ketertiban dan kepolisian. Bentuk kerja sama ini dilakukan dalam bentuk kegiatan operasi secara berkala. Disdikpora juga telah membentuk Forum Komunikasi Pengurus Osis (FKPO), Forum Pembina Osis (FPO) serta pengoptimalan peran guru dari MGMP olah raga karena diakui kebanyakan siswa takut kepada guru olahraga.
”Kepada pihak sekolah kami juga telah memerintahkan begitu selesai UN untuk mengamankan siswa masing-masing,” katanya. muji barnugroho
http://jogjainfo.net/daerah-rawan-tawuran-dipetakan.html