Senin, 10 September 2012

Sedikit Berita yang Tertinggal Waktu Lulusan 2012 Kemaren

Bentrokan Pelajar Tak Terhindarkan di Wolter Monginsidi
Yogyakarta, Kompas - Meski sudah diimbau untuk tidak melakukan coret-coret seragam dan konvoi kendaraan, ratusan siswa yang lulus ujian nasional tetap melakukannya pada hari pengumuman hasil UN SLTA, Rabu (13/6). Mereka berkeliling sekitar kota sambil membunyikan klakson dan mem-bleyer- mbleyer suara kendaraan dengan keras.
Menurut sejumlah siswa, hal itu mereka lakukan sebagai ungkapan kegembiraan karena berhasil lulus Ujian Nasional (UN) 2007. Namun, ulah itu disesalkan oleh warga dan kepala sekolah. "Pelajar kok bersikap tidak tertib begitu. Apa ini hasil pendidikannya. Itukan mengganggu, membuat warga miris," kata Maryati, ibu rumah tangga yang terpaksa meminggirkan sepeda motor yang ia kendarai ketika serombongan pelajar melintas di Jalan Kenari.
Arak-arakan siswa dengan baju penuh coret-coret terus berlangsung sampai sore hari. Bahkan, kadang-kadang bentrokan perkelahian antarapelajar tak terhindarkan. Ini seperti yang disaksikan Kompas di pertigaan Borobudur Plaza, tepatnya di ujung Jalan Wolter Monginsidi, pukul 15.30.
Sekelompok anak SMA dari barat tiba-tiba melempar batu serta menyerbu sekelompok anak SMA yang datang dari timur. Di tengah keramaian lalu lintas, kelompok anak dari timur dipepet, beberapa terjatuh di trotoar jalan sebelah selatan. Mereka dilempar batu sekepalan tangan dan satu siswa yang terjatuh kemudian diinjak beramai-ramai. Untung ada warga yang memisahkan perkelahian tak seimbang itu sehingga keadaan tak berkembang menjadi semakin anarkis. Belum diketahui luka-luka anak yang terjatuh tersebut.

*Mana vs mana nih? :o

http://ipbfans.blogspot.com/2008/12/konvoi-tetap-warnai-pengumuman.html
Read More..

Tawuran Pelajar SMA

Tawuran yang terjadi antar pelajar dikarenakan kondisi usia mereka ingin menunjukkan jati diri mereka, ingin lebih dikenal dengan sebutan berani, keren, dan solider. Tawuran bisa terjadi karena hal-hal remeh yang diperbesar oleh pihak lawan dengan membalasnya entah itu memaki, menghina, memukul, dsb. Nah karena dilakukan banyak orang maka dinamai tawuran.
Terus gimana dengan tawuran antar mahasiswa, tawuran antar kampung, wajar gak sih? Aku bilang semuanya enggak wajar loh. Kenapa? Menurutku, tawuran adalah hasil dari otak primitif kita. Jadi begini, menurut ahli neuorologi bernama Paul MacLean, di kepala kita ada tiga jenis otak yang disebutnya sebagai “triune brain”. Otak paling rendah bernama otak reptil yang kadang disebut sebagai “otak primitif”. Otak yang lebih tinggi dari otak reptil dinamai otak mamalia atau disebut sebagai “otak tengah” (midbrain). Otak paling canggih adalah otak bahasa yang terletak di posisi paling atas dan terdiri atas lipatan-lipatan (neocortex). Ketiga otak ini saling berkaitan sekaligus ketiganya juga punya fungsi sendiri-sendiri.Otak primitif mengatur fisik kita untuk bertahan hidup, mengelola gerak refleks, mengendalikan gerak motorik, memantau fungsi tubuh, dan memproses informasi yang masuk dari pancaindera. Saat menghadapi ancaman atau keadaan bahaya, bersama dengan otak tengah, otak primitif menyiapkan reaksi “hadapi atau lari” (fight or flight response) bagi tubuh. Sehingga kita akan bereaksi secara fisik dan emosi lebih dulu sebelum otak bahasa/pikir sempat memproses informasi.
Itu menandakan tawuran hanya sekedar aksi reaksi ajah gak mikir dulu. Semua hewan juga melakukan loh, coba aja gangguan kucing tetangga, pasti dicakar kan. Itu sih primitif banget. Terutama mahasiswa yang tawuran itu, mereka kan lebih terpelajar, seharusnya lebih mengedepankan rasio daripada emosi. Akibatnya yah saling serang kampus deh. What’s wrong with all of you? Biaya kuliah mahal loh, sebaiknya mikirin masa depan dulu deh daripada berantem gak jelas apa yang mau dibela. Harga diri? Lebih punya harga diri jika sama-sama menang di medan dialog yang menghasilkan solusi damai tanpa merusak.
Terus gimana cara ngatasi tawuran, minimal diri kita gak ikut-ikut? Coba baca yang berikut ini.
Menurut MacLean, dan juga para pakar lain seperti Michael Persinger (penemu God Spot), Danah Zohar dan Ian Marshall (pengembang dan peneliti Spiritual Intelligence), serta peneliti lain, jJika kita tidak memiliki kecakapan berpikir, mustahil kita dapat mengendalikan otak yang ada di tengah (otak emosi) dan otak primitif. Apabila kita tidak dapat mengendalikan otak emosi (tidak mampu merenung atau berefleksi), maka otak emosi ini akan memola cara bersikap kita. Jika ada hal-hal yang tidak menyenangkan diri kita, kita langsung marah atau menunjukkan kebencian. Ini tentu akan mendatangkan kerugian bagi diri kita karena akan mengganggu hubungan atau kerja sama dengan orang lain.
Artinya apa tuh? Kita harus memiliki kecakapan berpikir dulu, sehingga bisa mengendalikan otak emosi dan otak primitif. Bagaimana caranya? Dengan belajar mengenali dan menemukan informasi, mengolahnya, dan mengambil keputusan, serta memecahkan masalah secara kreatif. Nah itu dibutuhkan kesabaran. Artinya jangan terpancing emosi, olah dulu, sintesis dulu, temukan solusi kreatif baru bertindak. Jangan udah gebukin eh ternyata kita yang keliru. Jadi orang yang sabar yah. Kalo ada yang memicu mending kabur aja deh gak usah ikut-ikutan, kalo ikut maka sendiri rugi dan kita juga sama saja dengan orang yang memicu tawuran.

http://ipbfans.blogspot.com/2008/12/tawuran-pelajar-sma.html
Read More..